Back

7 Ciri-ciri Pendekatan Komunikasi Non-Asertif

 

Setiap orang memiliki cara atau pendekatan komunikasi yang berbeda-beda. Ada yang penuh keras dan penuh semangat, adapula yang lembut dan tenang. Pendekatan komunikasi terbagi menjadi empat kategori. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai ciri-ciri individu dengan pendekatan komunikasi non-asertif.

Mengenal Pendekatan Komunikasi Non-Asertif

Pendekatan komunikasi non-asertif merupakan pendekatan yang paling lembut di antara ketiga jenis lainnya. Seseorang yang memiliki pendekatan komunikasi ini terkesan pasif dan membiarkan orang lain mendominasi percakapan. Mereka terlihat tidak memiliki keyakinan maupun kepercayaan diri.

Ciri-ciri orang  dengan pendekatan komunikasi asertif, biasanya sering menggunakan kalimat, “Saya tidak tahu bisa melakukan itu”, “Maaf sudah bertanya”, “Saya tidak bermaksud mengganggu anda”, atau “Mungkin itu gagasan bagus.”

Coba perhatikan, bagaimana cara orang di sekeliling Anda berkomunikasi. Siapa di antara mereka yang terlihat memiliki pendekatan non-asertif? Apa Anda belum dapat menemukannya karena ciri-cirinya belum jelas?

Ciri-ciri Pendekatan Komunikasi Asertif

Ada tujuh ciri-ciri lebih detail tentang individu dengan pendekatan komunikasi non-asertif:

  1. Suara Halus

Individu non-asertif biasanya menggunakan suara halus atau pelan. Bahkan terkadang sulit untuk didengar, terutama saat berbicara di dalam kelompok.

  1. Selalu Setuju dan Tidak Menyampaikan Pendapat

Orang dengan pendekatan komunikasi jenis ini biasanya akan selalu setuju dengan apapun yang disampaikan lawan bicara. Ia tidak ingin terjadi pertikaian. Jarang pula menyampaikan pendapat dan tidak menunjukkan jika dirinya memiliki pendapat yang berbeda.

  1. Menghindar dari masalah

Pembicara non-asertif cenderung menghindar dari berbagai bentul masalah. Entah itu, menghindar untuk berbicara dengan orang lain, membiarkan masalah menggantung, atau menunda untuk mengatasi masalah selama mungkin. Ia tidak ingin berada dalam pusaran konflik.

  1. Menjaga Jarak

Akibat dari menghindar dari masalah, orang ini pun memilih untuk menjaga jarak dan sulit melakukan kontak mata dengan orang lain.

  1. Tidak Percaya Diri

Cenderung berkomunikasi dengan ragu dan tidak yakin. Biasanya menggunakan bahasa seperti “mungkin”, “sepertinya”, serta “saya harap”.

  1. Berbelit-belit

Jarang melakukan komunikasi membuat orang dengan pendekatan ini tidak memiliki keahlian komunikasi yang baik. Biasanya ia sulit menyampaikan poin penting atau sensitif secara langsung dan cenderung bertele-tele.

  1. Menyerah tanpa Mencari Solusi

Sering menggunakan kalimat “Saya tidak bisa” atau “saya tidak tahu,” membuatnya terperangkap dalam ketidakmampuan untuk mencari solusi.

 

Pendekatan Non-Asertif bukan cara Berkomunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif yang dibutuhkan tiap individu agar dapat saling memahami dan mengerti satu sama lain. Selain itu, adanya timbal balik dalam berkomunikasi, dapat membuka kemungkinan munculnya ide atau gagasan baru yang luar biasa.

Seseorang dengan pendekatan non-asertif sukar mendapat perhatian dalam kelompok. Dampaknya, ia kurang mendapat penghargaan dan rasa hormat dari individu lainnya.

Jenis pendekatan ini kurang direkomendasikan untuk membangun komunikasi yang baik dengan orang lain. Di dunia yang penuh energi, Anda tidak bisa diam saja dan mengikuti orang lain.

Di saat Anda memiliki ide yang cemerlang, tidak akan ada orang yang mendengarkan, apalagi percaya dengan pemikiran Anda. Pemikiran tidak akan berguna jika tidak diimbangi dengan komunikasi yang efektif, terutama jika menyangkut urusan dalam kelompok.

Mengubah Individu Non-Asertif

Meski begitu, orang dengan pendekatan komunikasi non-asertif bisa lebih menonjolkan diri, jika orang lain di sekelilingnya mau ikut membantu. Mendorongnya untuk tampil berani dengan menyediakan tempat serta waktu yang lebih banyak.  Mau mendengarnya dengan hati yang tulus, bukan hanya sekadar angin lewat.

Anda dengan pendekatan komunikasi non-asertif harus mau berusaha lebih keras untuk mengubahnya. Bukan untuk keegoisan orang lain semata, namun untuk membantu Anda sendiri dalam kehidupan yang keras ini. Membantu Anda menemukan keyakinan dan kepercayaan diri serta memiliki kontribusi dalam kelompok untuk mencapai tujuannya.

Itulah ciri-ciri individu dengan pendekatan komunikasi non-asertif. Jika Anda merasa menjadi bagian dari pendekatan ini, maka masih ada kesempatan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Jika Anda mengenal orang dengan gaya komunikasi non-asertif, maka Anda bisa membantu dan mendorongnya untuk lebih menunjukkan kemampuan yang dimiliki.